Dari Tukang Cuci Menjadi Pemilik RS
KEBERSAHAJAAN begitu lekat pada sosok Sri Utami. Di Rumah Sakit (RS) Pratama Mojosongo, Surakarta, ia kerap ditemui di dapur tengah memasak makanan bersama karyawan yang lain. Ketulusannya bekerja itu pun membuat banyak orang, bahkan beberapa karyawan RS tersebut, tidak menyangka Sri adalah sosok penting di sana. Tepatnya dia sang pemilik RS. Tidak hanya itu, perempuan berusia 70 tahun tersebut juga memiliki tiga klinik lainnya di Kota Surakarta.
“Banyak karyawan yang tidak tahu saya pemilik klinik karena saya di klinik itu sebagai pembantu umum. Kalau tidak ada cleaning service, ya, saya yang membersihkan. Tidak ada tukang masak, ya, saya yang memasak, pokonya apa pun tenaga yang dibutuhkan,” imbuhnya.
Menggali jalan hidup Sri, nyatanya kerja keras memang sudah menjadi makanan sehari-harinya. Kesuksesan yang diraihnya sekarang adalah berkat perjuangan panjang. Terlahir sebagai anak ke-13 dari 14 bersaudara, perempuan kelahiran Kediri pada 1948 ini memang harus mandiri untuk mendapatkan hal yang ia inginkan. Maka saat sudah bisa bekerja, Sri pun tidak sungkan melakoni berbagai pekerjaan, mulai tukang cuci baju, membuka salon, pedagang sayur keliling, tukang cat rumah, sopir angkot, pengamen, pelatih sebam, tukang jambu gendong, sampai membantu menyusui anak orang lain.
Meski penghasilan tidak seberapa, Sri selalu berupaya menyisihkan uang untuk tabungan. Dari uang tersebut Sri mampu membeli tanah hingga membiayai kelanjutan sekolah sang suami. “Saya dijodohkan, waktu menikah suami saya adalah seorang guru SD. Lalu saya menyuruh sekolah sampai menjadi dokter ahli,” ungkap Sri.
Tekadnya mendorong sang suami menjadi dokter juga didasari pengalaman pribadi. Kehidupan yang serbapas-pasan membuat Sri tidak bisa mendapat pendampingan tenaga medis saat melahirkan. Proses kelahiran keempat anaknya pun dijalani seorang diri. Dengan komitmen bekerja keras bersama, pasangan suami istri ini berhasil membuka klinik pertama mereka pada 2001. Di klinik-kliniknya itu Sri menanamkan moto ‘Murah, cepat, aman’ dengan tujuan agar dapat membantu setiap pasien yang datang, termasuk mereka yang tidak mampu.
Tidak hanya sukses mengubah nasib, Sri dan suami sukses mengantarkan anak-anak mereka menjadi orang yang berhasil. Buah hati mereka saat ini berprofesi sebagai seorang notaris, dokter umum, dokter gigi, dan dokter ahli anestesi. Sukses dengan membangun klinik-kliniknya tersebut, Sri Utami pun merambah membangun koperasi yang diperuntukkan pedagang kecil dan kaki lima. Mereka dapat meminjam uang ke koperasi tersebut tanpa bunga sepeser pun.“Harapan saya, perempuan itu harus pintar, tangguh, tidak cengeng, dan berbakti kepada suami,” pungkasnya. (Riz/M-3)
Sumber: Media Indonesia.