Breaking News

Gerus Kesenjangan Beasiswa Pendidikan Tinggi


Pemberian bantuan beasiswa kepada anak bangsa berprestasi penting demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) terus menambah target penerima beasiswa. Meski begitu, Menristek-Dikti M Nasir mengatakan program beasiswa yang dicanangkan pemerintah masih menemui kendala pemerataan. Karena itu, dibutuhkan sosialisasi yang masif agar tercipta pemerataan akses ke pendidikan tinggi.

“Bidikmisi misalnya terkendala sosialisasi yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia. Sosialisasi Bidikmisi ada di perguruan tinggi negeri dan masih terbatas,” kata M Nasir.

Menurutnya, kesenjangan jumlah peminat beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa di berbagai daerah, salah satunya disebabkan disparitas persebaran perguruan tinggi negeri (PTN) di Tanah Air. Dirinya mengatakan Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah peminat tinggi untuk beasiswa Bidikmisi dari seluruh daerah di timur pulau Jawa. Pasalnya, lanjut Nasir, jawa Timur memiliki jumlah penduduk yang besar dan mempunyai PTN yang relatif lebih banyak daripada provinsi lain. “Jawa Timur itu jumlah perguruan tingginya termasuk paling banyak,” kata dia.

Merujuk data peminat beasiswa Bidikmisi tahun lalu, pelajar Jawa Timur menempati urutan pertama pendaftar Bidikmisi 2016, yaitu sebanyak 47.933 peminat. Angka itu disusul Jawa Tengah (40.469), Jawa Barat (31.211), Sumatra Barat (22.176), Sumatra Utara (13.443), dan sejumlah provinsi lainnya.

Nasir mengatakan keterbatasan sosialisasi Bidikmisi itu bisa diatasi dengan meningkatkan sosialisasi di berbagai daerah dan promosi website bidikmisi.dikti.go.id yang bisa diakses kapan saja.

Program beasiswa Bidikmisi merupakan program pemerintah yang digencarkan sejak 2010. Kurun waktu 2010-2016, sudah sebanyak 352.409 mahasiswa mendapatkan jatah Bidikmisi. Pada 2016 jumlah mahasiswa yang meraih beasiswa tersebut sebanyak 74.128.

Tahun ini alokasi penerima ditingkatkan menjadi 80 ribu. Setiap bulannya, mahasiswa peraih Bidikmisi menerima bantuan biaya hidup Rp600 ribu per bulan. Pada 2017, Kemenristek-Dikti akan meningkatkannya menjadi Rp650 ribu per bulan. “Kami merencanakan meningkatkan jumlah beasiswa bidik misi menjadi 80 ribu,” kata Nasir.

“Ketika menjadi mahasiswa Bidikmisi, percayalah Anda adalah mahasiswa pilihan. Kuncinya adalah kerja keras. Jangan khawatir jika tidak ada biaya,” kata Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek-Dikti Intan Ahmad.

Tahun ini, Kemenristek-Dikti meluncurkan tiga beasiswa untuk dosen dan sarjana unggul, yakni Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN), Beasiswa Afirmasi untuk Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB), dan Beasiswa Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Adapun kuota yang diberikan, yakni 1.000 penerima untuk BPP-DN, 150 penerima beasiswa Afirmasi PTNB, dan 250 beasiswa PMDSU.

“Sampai 2021 lebih dari 6.000 dosen akan pensiun. Oleh karena itu, beasiswa ini menjadi terobosan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan mencetak sumber daya iptek dikti dari sarjana unggul,” kata Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristek-Dikti Ali Ghufron Mukti.

Afirmasi

Di lain pihak, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Luky Alfirman Kementerian Keuangan mengatakan kebijakan afirmasi dalam seleksi penerimaan beasiswa penting untuk menciptakan pemerataan. Dirinya mengatakan, hingga Agustus tahun ini, LPDP secara kumulatif telah menyalurkan beasiswa kepada 16.887 penerima, termasuk mereka yang sedang menempuh pendidikan dan yang baru akan berangkat.

“Sebarannya cukup terdistribusi dengan baik. Itu sebagai dampak dari kebijakan kami terkait afirmasi. Penerima beasiswa LPDP yang berasal dari luar Jawa sudah cukup banyak jumlahnya” ungkapnya.

Staf Ahli Menteri Keuangan tersebut mengatakan, pada 2018, LPDP menargetkan 5.000 orang penerima beasiswa baru. Untuk sebaran penerima beasiswa, dari 16.887 penerima beasiswa tercatat 11.151 orang yang sedang menempuh pendidikan dan alumni LPDP sebanyak 2.729 orang. Sisanya merupakan penerima yang belum berangkat tetapi sudah disetujui menerima beasiswa.

Luky memaparkan sebanyak 47% penerima beasiswa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Adapun 53% menjalani pendidikan di dalam negeri. (H-1)
Sumber: MI

Halaman